Sunday, 27 January 2013

Puisi Duka (Waktu Menangis)



Januari 20113
Kembali
Terisak duka di antara tembok- tembok  kesepian.
Mengalun rendah namun menyayat hati kepada hati yang lain, telinga tidak tuli , kami mendengar.  Perasaan tidak mati , kami merasakan. Di antara hujan malam, Di antara gelegar halilintar.


Kembali
Tangan mengusap duka di antara nestapa - nestapa .
Kami mendengar kabar tak bahagia dari seberang, Kabar tak mengenakan kami makan.
Kabar itu dari burung malam dengan secarik kertas yang di lipat bertuliskan duka, Di bukannya dengan perlahan dan hati- hati. Kami melihat dengan mata telanjang serta penasaran yang haus akan kebenaran.  
Tiba - tiba terdengar bunyi krek, kertas itu di sobek cepat. Burung malam terbang menghilang.
Mata kami tidak buta, kami melihat.  Di antara coretan kertas duka mengabarkan: kami kehilangan seseorang tersayang . Lalu menangislah
Tapi bukan kami yang menangis, tapi waktu ©aziz yagis


No comments:

Add Comment

Berkomentar dengan baik dan tidak ada istilah melecehkan dengan format mencemarkan nama baik,...