Januari 20113
Kembali
Terisak duka di antara tembok- tembok kesepian.
Mengalun rendah namun menyayat hati kepada
hati yang lain, telinga tidak tuli , kami mendengar. Perasaan tidak mati , kami merasakan. Di
antara hujan malam, Di antara gelegar halilintar.
Tangan mengusap duka di antara nestapa -
nestapa .
Kami mendengar kabar tak bahagia dari
seberang, Kabar tak mengenakan kami makan.
Kabar itu dari burung malam dengan secarik
kertas yang di lipat bertuliskan duka, Di bukannya dengan perlahan dan hati-
hati. Kami melihat dengan mata telanjang serta penasaran yang haus akan
kebenaran.
Tiba - tiba terdengar bunyi krek, kertas
itu di sobek cepat. Burung malam terbang menghilang.
Mata kami tidak buta, kami melihat. Di antara coretan kertas duka mengabarkan:
kami kehilangan seseorang tersayang . Lalu menangislah
Tapi bukan kami yang menangis, tapi waktu ©aziz yagis
Anda Baru saja membaca artikel tentang Puisi Duka (Waktu Menangis) dan anda bisa menemukan artikel Puisi Duka (Waktu Menangis) ini dengan url https://tokoyagis.blogspot.com/2013/01/puisi-duka-waktu-menangis.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Puisi Duka (Waktu Menangis) ini bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Puisi Duka (Waktu Menangis) sumbernya.
No comments:
Berkomentar dengan baik dan tidak ada istilah melecehkan dengan format mencemarkan nama baik,...